Mengekang Nafsu Amarah Di Bulan Ramadhan

Selamat pagi sobat kemejingNet dimanapaun anda berada. Hari ini adalah hari pertama di bulan ramadhan, saya mengucapkan selamat  menjalankan ibadah puasa bagi anda yang beragama Islam, mudah-mudahan ibadah puasa kita pada hari ini bisa diterima oleh Allah Swt. Amin. Perlu menjadi catatan penting bahwa puasa tidak hanya menahan lapar dan haus, karena agar ibadah puasa kita menjadi sempurna kita juga diwajibkan untuk menghindari hawa nafsu kita dari hal yang lain, dan salah satunya adalah nafsu amarah.

Mengekang-Nafsu-Amarah-Di-Bulan-Ramadhan
Sebagai manusia, kiranya wajar apabila kita pernah marah. Banyak cara yang dilakukan untuk melampiaskan kemarahan. Menghancurkan barang-barang yang ada di sekeliling kita, menyakiti diri sendiri, berbicara dengan nada tinggi, berteriak, diam, dan ada pula yang menyalurkan kemarahan dengan tidur. Dan tentunya masih banyak contoh lainnya untuk melampiaskan kemarahan.

Marah bukanlah perilaku yang dilarang oleh agama. Artinya orang marang sangatlah lumrah. Marah merupakan ungkapan hati seseorang terhadap sesuatu hal yang tidak disenangi, meski demikian kita tidak sepantasnya untuk mengumbar kemarahan kita begitu saja.

Marah adalah sebuah nyala api yang berasal dari neraka yang dinyalakan sampai kehati, sehingga sifat marah berada di lipatan hati, seperti halnya bara api yang tersimpan didalam abu. Allah Swt, menciptakan sifat marah dari api dan menjadikannya insting pada manusia. Jika manusia dihalang-halangi tujuan atau karena salah satu sebab, maka kemarahanya akan berkobar, selanjutnya kobaran amarah akan menjadi darah hati mendidih dan tersebar ke urat-urat serta naik ke tubuh paling tinggi. Tak salah jika orang yang sedang marah permukaan kulitnya menjadi merah, terutama mukanya, matanya menjadi nanar dan berkaca-kaca.

Marah tidak bisa dihilangkan sama sekali dari jiwa manusia, tapi kemarahan bisa dilemahkan atau dikuasai dengan kebiasaan dan latihan, misal, menekannya jika kemarahan itu berkobar dan tidak menuruti kemarahan yang diwujudkan dengan tindakan maupun secara lisan. Oleh karena itu kita diharapkan untuk selalu melaih diri dalam bersabar, di samping kita mengingat dan menyebut asma Allah Swt.

Apabila kemaran akan berkobar atau sudah terlanjur berkobar, maka sudah sepatutnya dikendalikan dengan ilmu amal yang mampu kita lakukan. salah satunya dengan merenungkan hadits-hadits tntang keutamaan menahan amarah dan belajar memaafkan orang lain. jika kemarahan belum reda, sebaiknya kita segera mengambil air wudhu dan membasahi kepala dengan air. Akan lebih afdhol (Utama) lagi kalau kita manda dan dilanjutkan dengan sholat. Sebab kemarahan adalah api, dan api hanya bisa dipadamkan dengan air.

Sebagai catatan terakhir mari kita selalu ingat, bagaimanapun marah yang kita luapkan jelas dan pasti pada akhirnya akan menyisakan penyesalan. Mudah-mudahan dengan berkah bulan ramadhan ini kita bukan termasuk dalam golongan orang-orang yang mudah melampiaskan marah. Untuk mencapai harapan tersebut, marilah senantiasa kita meminta perlindungan kepada Allah Swt. dari godaan setan yang terkutuk. Semoga.
Ada pertanyaan? Diskusikan dengan penulis atau pengguna lain
Tautan disalin ke papan klip!