Mengapa Burung Beo Selalu Menirukan Suara

Cerita berikut ini adalah sebuah dongeng yang saya ambil dari majalah Anak-anak Bobo No.0/XXX Cerita ini ditulis oleh Maria Erliza. Walaupun hanya sebuah dongeng, namun kalau dibaca dan dihayati dengan seksama, banyak sekali pesan yang tersembunyi yang terkandung dalam cerita ini. Untuk itu silahkan membaca.

*****************
Mengapa Burung Beo Selalu Menirukan Suara
Mengapa Burung Beo Selalu Menirukan Suara
pixabay.com
Pada jaman dahulu kala, hewan-hewan dihutan bisa berbicara seperti layaknya manusia, mereka bercakap, bekerja sambil berbicara dan selalu hidup rukun dan damai. Pada suatu hari Ibu Peri Penjaga Hutan mengumpilkan semua penghuni rimba. Ia berkata "anak-anakku, Sang Pencipta telah menciptakan makhluk baru.\ namanya Manusia, dan Sang Pencipta memutuskan bahwa manusialah yang akan berbicara dengan bahasa kita. Dan untuk itu kita diperintahkan untuk mencari bahasa dan suara baru untuk kita pakai mulai saat ini.

Pada awalnya para penghuni rimba merasa terkejut, namun mereka sadar bahwa tidak mungkin menolak kehendak Sang Pencipta. "Ibu Peri penjaga hutan, kami semua akan tunduk kepada kehendak Sang Pencipta. Tapi untuk sekarang kami belum bisa mencari bahasa baru untuk kami pakai. berilah Kami waktu," kata Singa mewakili seluruh penduduk rimba. "Aku mengerti . kalian diberi waktu satu minggu, dan kalian akan berkumpul lagi disini dan memberi tau kepadaku bahasa apa yang kalian pilih, setelah itu pakailah bahasa serta suara itu, dan lupakan bahasa manusia." Maka pulanglah semua penduduk hutan ketempatnya masing-masing. Mereka mulai berfikir keras untuk mencari suara yang indah dan cocok untuk mereka masing-masing.

Begitulah, hari demi hari penduduk hutan sibuk bersuara, mencari-cari suara yang akan mereka pakai selanjutnya. Singa yang telah dinobatkan sebagi raja hutan karena keberaniannya, lebih dahulu memilih suara mengaum. "Aouuuuum," singa dengan gagah memamerkan suaranya. Penduduk hutan yang lain sangat senang mendengarnya, mereka merasa suara itu pas dengan bentuk tubuh singa yang gagah. Namun tidak semua hewan senang mendengar suara singa, dialah sang burung Beo yang usil dan malah menertawakan suara itu. " Ha..ha..ha.., mirip orang sakit gigi" cetus beo sambil tertawa terbahak-bahak, Singa sangat malu mendengarnya.

Begitulah, hari berganti hari, semua penghuni hutan mencoba berbagai suara kecuali Beo, Ia malah sibuk mengejek suara-suara yang ditemukan oleh teman-temannya. "Ha..ha..ha.., Seperti suara pintu yang tidak dikasih minyak" ejek beo pada Jangkrik yang menemukan suara berderik. "Ha..ha..ha.. kudengar nenek-nenek tertawa, ejeknya kepada Kuda. "Ban siapa yang bocor? ha..ha..ha.." ia menertawakan suara desis Ular.

Begitulah pekerjaan beo setiap hari. Ia sibuk mengintip dan menertawakan penduduk hutan lainnya yang mencoba suara baru. Teman-temannya tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka malu dan langsung menghindar dari Beo. Tapi Beo selalu berhasil menemukan dan menirukan suara mereka. "Mbeeeek," tirunya ketika melihat Kambing. "Ngok-ngooook," tirunya ketika melihat Babi.

Tak tersasa sudah satu minggu berlalu. Penduduk hutan harus berkumpul kembali untuk mengumumkan suara yang mereka pilih. Ibu Peri Penjaga hutan memanggil mereka satu persatu. Beo saja yang masih tetap tertawa, ia pikir teman-temannya bodoh, karena suara yang mereka temukan lucu-lucu.

Tibalah saatnya giliran Beo untuk mengumumkan suara barunya. Ia maju kedepan. "Mbeeeek," jeritnya. "Hei itu suaraku,: kata Kambing, yang lain hanya tertawa. Beo tertegun, ia baru sadar kalau selama ini ia terlalu sibuk mengejek teman-temannya sehingga lupa untuk mencari suaranya sendiri. "Muuu...guk-guk....meong," Beo panik. Ia menirukan saja suara yang pernah ia dengar. Tentu saja semua Sapi, Anjing dan Kucing serta seluruh binatang tertawa terbahak-bahak. Beo sangat malu sekali, akhirnya ia menangis tersedu-sedu, ia meminta maaf kepada teman-temannya.

Dengan tersenyum Ibu Peri Penjaga Hutan lalu berkata "Sudahlah, kamu akan tetap kuhadiahkan sebuah suara. Tapi sebagi pelajaran, kau akan tetap menirukan suara orang, sehingga kau akan ditertawakan selamanya." Begitulah riwayatnya, mengapa burung beo selalu menirukan suara-suara.

*****************

Pada kesimpulannya dalam dongeng yang berjudul "Mengapa Burung Beo Selalu Menirukan Suara" diceritakan bahwa burung Beo selalu menghina hewan lain, akan tetapi pada akhirnya burung beo mendapat pelajaran dengan hanya bisa menirukan suara-suara yang didengarnya. Dongeng tersebut menjadi pelajaran bagi kita semua, dimana jika kita menghina orang lain, maka belum tentu kita lebih baik dari mereka.


Ada pertanyaan? Diskusikan dengan penulis atau pengguna lain
Tautan disalin ke papan klip!