Kembang Dan Tanaman Temulawak

Temulawak adalah tumbuhan yang sering dimanfaatkan untuk pembuatan obat. Tanaman ini berasal dari Indonesia khususnya pulau jawa dan kemudian menjadi berkembang dan menyebar ke berbagai tempat di Indonesia. Saat ini banyak juga para petani yang membudidayakan temu lawak ini, selain di Indonesia temu lawak juga banyak dibudidayakan di Malaysia, Thailand, dan juga Filipina. Seperti ditulis di Wikipedia, Tanaman ini selain di Asia Tenggara dapat ditemui pula di China, Indochina, Barbados, India, Jepang, Korea, Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa.

Setiap daerah terkadang memiliki penyebutan yang berbeda untuk tanaman ini, di jawa sering disebut temulawak, di daerah Sunda disebut dengan Koneng gede dan di madura sering disebut temu labak. Temu lawak dapat tumbuh di dataran rendah sampai dengan 1500 mdpl dan kebayakan tumbuh di daerah hutan tropis, rimpang temu lawak dapat tumbuh dan berkembang di atas tanah yang gembur

Temu lawak mempunyai kembang yang lumayan cantik dan indah, kembang temu lawak berwarna ungu. Pada umumnya kembang temu lawak kan mucul pada awal-awal musim penghujan tiba. Bunganya berwarna kuning tua, dan ada pula yang berwarna ungu berbentuk unik dan bergerombol yakni perbungaan lateral.

Kembang Dan Tanaman Temulawak

Tanaman ini bisa tumbuh tinggi hingga lebih dari 1 m tetapi kurang dari 2 m. Batang semu merupakan bagian dari pelepah daun yang tegak dan saling bertumpang tindih, warnanya hijau atau coklat gelap. Rimpang terbentuk dengan sempurna dan bercabang kuat, berukuran besar, bercabang-cabang, dan berwarna cokelat kemerahan, kuning tua atau berwarna hijau gelap. Tiap tunas dari rimpang membentuk daun 2 – 9 helai dengan bentuk bundar memanjang sampai bangun lanset, warna daun hijau atau coklat keunguan terang sampai gelap, panjang daun 31 cm – 84 cm dan lebar 10 cm – 18 cm, panjang tangkai daun termasuk helaian 43 cm – 80 cm, pada setiap helaian dihubungkan dengan pelepah dan tangkai daun agak panjang. Terkadang daun temu lawak juga dimanfaatkan sebagai pembungkus tempe.

Secara alami temulawak dapat tumbuh dengan baik di lahan-lahan yang teduh dan terlindung dari teriknya sinar matahari. Di habitat alami rumpun tanaman ini tumbuh subur di bawah naungan pohon bambu atau jati. Namun temulawak juga dapat dengan mudah ditemukan di tempat yang terik seperti tanah tegalan. Secara umum tanaman ini memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap berbagai cuaca di daerah beriklim tropis.

Temu lawak memiliki efek farmakologi yaitu, hepatoprotektor (mencegah penyakit hati), menurunkan kadar kolesterol, anti inflamasi (anti radang), laxative (pencahar), diuretik (peluruh kencing), dan menghilangkan nyeri sendi. Manfaat lainnya yaitu, meningkatkan nafsu makan, melancarkan ASI, dan membersihkan darah.

Selain dimanfaatkan sebagai jamu dan obat, temu lawak juga dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat dengan mengambil patinya, kemudian diolah menjadi bubur makanan untuk bayi dan orang-orang yang mengalami gangguan pencernaan. Di sisi lain, temu lawak juga mengandung senyawa beracun yang dapat mengusir nyamuk, karena tumbuhan tersebut menghasilkan minyak atsiri yang mengandung linelool, geraniol yaitu golongan fenol yang mempunyai daya repellan nyamuk Aedes aegypti.

Temu lawak dapat dipererbanyakan secara vegetatif yaitu anakan yang tumbuh dari rimpang tua yang berumur 9 bulan atau lebih, kemudian bibit tersebut ditunaskan terlebih dahulu di tempat yang lembap dan gelap selama 2-3 minggu sebelum ditanam. Cara lain untuk mendapatkan bibit adalah dengan memotong rimpang tua yang baru dipanen dan sudah memiliki tunas (setiap potongan terdiri dari 2-3 mata tunas), kemudian dikeringkan dengan cara dijemur selama 4-6 hari. Temulawak sebaiknya ditanam pada awal musim hujan agar rimpang yang dihasilkan besar, sebaiknya tanaman juga diberi naungan.

Silahkan baca juga Mengenal Tumbuhan Suweg

Ada pertanyaan? Diskusikan dengan penulis atau pengguna lain
Tautan disalin ke papan klip!