Cara Pemeliharaan Tanaman Sengon

KemejingNet. Pada artikel terdahulu pernah saya bahas tentang tehik penanaman tanaman sengon. Nah pada kesempatan ini akan kita bahas bagaimana cara pemeliharaan atau perawatan tanaman sengon itu. Silahkan simak juga Tehnik Penanaman Tanaman Sengon

Sebuah tanaman tentunya perlu perawatan secara intensif agar pertumbuhanya bisa optimal dan sekaligus bisa mencegah serta menanggulagi adanya penyakit yang mungkin saja bisa menyerang tanaman sengon. Setelah penanaman biasanya tidak semua bibit bisa tumbuh dengan baik, adakalanya pasti ada juga bibit yang mati. Oleh karena itu setelah masa penanaman tanaman sengon sebaiknya dilakukan penyulaman.

Cara Pemeliharaan Tanaman Sengon

Tehnik Pemeliharaan Tanaman Sengon

1. Penyulaman.
Penyulaman adalah menganti bibit sengon yang mati atau rusak, dengan bibit yang baru. Penyulaman dilakukan sebanyak dua kali, yakni pada 2-4 minggu setelah penanaman dan setelah sengon berumur satu tahun. Penggantian bibit ini biasanya dilakukan pada pagi hari atau saat musim hujan.

Bibit pengganti sebaiknya memiliki umur yang sama, sehingga pertumbuhan bibit tetap seragam. Karena itu, dalam jangka waktu satu tahun setelah penanaman, selalu siapkan bibit yang masih dalam polybag (tidak ditanam) sebanyak 10 % dari jumlah bibit yang ditanam pada penyulaman pertama (2 - 4 minggu) dan 20% dari jumlah bibit pada penyulaman kedua ( saat tanaman berumur 1 tahun ).

2. Penyiangan.
Penyiangan adalah mengendalikan tanaman pengganggu seperti gulma dan alang-alang dengan cara menghilangkan atau memotongnya. Penyiangan dapat dilakukan secara mekanis atau kimiawi. Cara mekanis dilakukan dengan mencabut alang-alang atau gulma menggnakan tangan. Sementara itu, cara kimiawi dapat dilakukan menggunakan herbisida seperti polaris atau roundup sesuai dosis yang tertera di label kemasan.

3. Pemupukan.
Tujuan pemupukan adalah menjaga ketersediaan unsur hara agar selalu tersedia di dalam tanah. Beberapa jenis pupuk organik yang dapat digunakan diantaranya pupuk cair, pupuk kandang, dan penggunaan mulsa. Pupuk kandang diberikan setiap enam bulan sekali dengan dosis 0,51 - 1 kg pertanaman. Sementar itu, pupuk pupuk cair diberikan setiap tiga bulan sekali dengan dosis 20 -60 liter/hektare melalui pencampuran dengan air saat penyiraman dan pemberian langsung di sekitar pohon sengon dengan radius 15 cm. Sementara itu, mulsa ditempatkan di sekitar pohon (10 cm dari pangkal pohon) hingga ketebalan 10 cm. Lapisan tebal ini mampu menjaga kelembaban tanah dan meningkatkan kualitas unsur hara tanah. Mulsa diberikan setiap satu tahun selama tiga tahun berturut-turut. Silahkan simak Cara Membuat Pupuk Kompos Alami.

4. Pemangkasan dan Penjarangan.
Pemangkasan dilakukan agar tinggi pohon bebas cabang tetap tinggi dan memudahkan pemanenan. Selain itu, pemangkasan juga berguna untuk mengurangi serangan penyakit jamur. Pemangkasan harus menggunakan peralatan yang tajam dan jangan sampai merusak batang utama. Pemangkasan dilakukan setelah tanaman berumur satu tahun. Pemangkasan biasanya dilakukan terhadap batang yabg rusak atau mati

Selain pemangkasan, sengon juga perlu dijarangkan untuk memberikan ruang tumbuh yang optimal, dan menebang pohon yang telah rusak. Penjarangan dilakukan setelah tanaman berumur tiga tahun. Caranya, lakukan penebangan pohon setiap satu pohon dan berselang satu pohon lagi disetiap barisan dan lajur penanamannya. Penjarangan dilakukan terhadap pohon yang terserang hama, pohon yang tertekan, batang utamanya bengkok, batangnya bercabang banyak, dan bentuk cabangnya seperti garpu.

5. Pengendalian Hama Dan Penyakit.

a. Hama Boktor.
Awalnya hama boktor mulai bersarang di lubang sengon yang mengalami luka. Hama ini biasanya meletakkan telurnya dicelah luka di batang sengon tersebut. Jika batang telah berlubang, kemungkinan telur sudah menetas menjadi larva. Selanjutnya larva akan merasa lapar dan menggerek atau merusak jaringan kulit batang. Oleh karena itu ciri-ciri penyakit sengon yang terserang hama boktor adalah adanya serbuk gerek halus yang menempel di permukaan kulit batang. Secara umum, pengendalian hama boktor dapat dilakukan dengan bernagi teknik, diantaranya teknik silvikultur, manual, mekanis, biologis, dan terpadu.
  • Pengendalian melalui teknik silvikultur dilakukan dengan cara menyeleksi atau memilih bibit sengon yang memiliki ketahanan atau resistensi yang tinggi terhadap hama boktor. Selain itu, lakukan juga pemangkasan, penjarangan dan pemusnahan bagian pohon yang terserang hama boktor.
  • Pengendalian secara manual dilakukan dengan mengambil dan membuang hama boktor dengan cara mencongkel dan menyeset kulit batang tepat di titik serangan, sehingga larva boktor terlepas dari batang dan jatuh ke lantai hutan. Teknik ini memerlukan ketrampilan dalam megenali tanda dan gejala awal serangan hama boktor.
  • Pengendalian secara mekanis dilakukan dengan cara membelah batang sengon yang terserang hama boktor. Selain itu, batang yang terserang dibakar sehingga hama berjatuhan ke tanah dan segera dimusnahkan.
  • Pengendalian secara biologis menggunakan predator atau patogen yang merupakan musuh alami hama boktor, diantaranya jamur parasit (Beauveria bassiana) dan kumbang kulit kayu (Clinidium sculptilis).
  • Penegendalian secara terpadu dengan cara-cara menggabungkan dua teknik atau lebih. Misalnya, dengan cara menebang dan membakar batang pohon yang terserang agar tidak menjadi sumber infeksi bagi pohon lainnya.
b. Penyakit Karat Puru.
Penyebab penyakit karat puru adalah jamur uromycladium teppeianum. Jamur ini dapat menular dengan cepat karena spora yang dihasilkannya. Ciri-ciri penyakit karat puru adalah adanya pembengkakan (gall) akibat jamur di cabang-cabang, pucuk ranting, tangkai daun, dan daun sengon. Warna Gall yang awalnya hijau dapat berubah menjadi cokelat. Serangan dapat terjadi pada semua umur pohon sengon, mulai persemaian, hingga tanaman sengon yang sudah besar. Jika terjadi serangan pada sengon muda (umur 1 - 2 tahun), kerusakkannya dapat menjadi serius, yakni batang utama rusak dan cacat.

Penyakit karat puru yang terjadi saat persemaian hanya dapat dikendalikan dengan pencabutan dan pemusnahan bibit. Selain itu, pengawasan transportasi bibit dan kayu tebangan perlu dijaga agar penularannya tidak menyebar lebih jauh. Upaya menghilangkan gall dan bagian tanaman yang terserang perlu dilakukan sedini mungkin sebelum gall membesar dan warnanya cokelat.

Penyakit karat puru dapat dibasmi dengan penggunaan spirtus, kapur, garam, dan belerang. Berikut teknik pengendaliannya.
  • Bersihkan bagian tanaman yang terserang dengan cara melepaskan gall lalu semprot dengan spirtus.
  • Campurkan 5 kg kapur dan 0,5 kg garam di dalam wadah berisi 5 -10 liter air. Setelah itu semprotkan campuran kapur garam ke bagian tanaman yang terserang.
  • Campurkan 1 kg belerang dan 1 kg kapur di dalam wadah berisi 10 - 20 liter air. Setelah itu, semprotkan cairan belerang kapur ke bagian tanaman yang terserang.
c. Penyakit Jamur Akar Merah.
Penyakit jamur akar merah akibat Ganoerma sp. Dapat dideteksi berdasarkan keberadaan jamur di pangkal batang yang berwarna merah kecoklatan. Jika dilakukan pengamatan lebih lanjut, ada bagian daun yang menipis hingga dapat menyebabkan kematian. Keberadaan jamur ini biasanya ditemukan saat musim hujan. 

Pengendalian serangan Ganoderma sp. dapat dilakukan dengan cara membersihkan batang sengon yang telah terserang dan membuat parit isolasi. Selain itu, pengendalian juga dapat dilakukan dengan menggunakan fungisida berbentuk pasta (Formac). Teknik pemberiannya dengan cara mengoleskan pada akar tanaman sengon sesuai dosis yang tertera di label kemasan.

Demikian mengenai cara pemeliharaan tanaman sengon yang bisa saya sampaikan, semoga apa yang tertulis diatas bisa bermanfaat.

Ada pertanyaan? Diskusikan dengan penulis atau pengguna lain
Tautan disalin ke papan klip!